Selasa, 22 Agustus 2017

Melawan Rasa Takut

Melawan Rasa Takut Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“Fara lihat ini, kak Ame punya gambar bagus lho…” kata kak Ame.” Iya, gambar ini akan keluar dan makan fara,” tambah kak Tata seraya memperlihatkan gambar itu. Aku pun menjerit, lalu lari ke dapur mencari ibuku. “Bu… kak Ame dan kak Tata takut-takutin Fara dengan kertas itu lagi..” kataku merengek kepada ibuku.

Aku benar-benar takut dengan kertas itu. Kertas itu sebenarnya adalah cover buku yang telah tanggal dari bukunya. Cover itu bergambar pocong yang sangat menakutkan bagiku. Saat itu aku berumur 4 tahun. Aku sangat sering ditakut-takutin oleh kakak-kakakku dengan kertas itu. Aku juga jadi lebih sering mengadu kepada ibuku. Sebenernya sebelumya ibuku sudah menasehatiku dan kakak kakakku. “Fara itu kan cuma gambar, tidak mungkin keluar.” Itulah kata kata ibuku. Tapi tetap saja aku takut. Aku selalu berlari dikejar-kejar oleh kakakku sampai-sampai aku terjatuh. Itu semua karena gambar jelek itu dan karena gambar itu juga aku jadi sering mimpi buruk dan mengigau. Akhirnya ibuku memutuskan untuk membakar kertas itu…

10 tahun telah berlalu. Yang ada dalam pikiranku adalah ketakutanku. Mengingat itu semua membuatku benar benar merasa takut apa lagi jika harus mengingat
... baca selengkapnya di Melawan Rasa Takut Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Jumat, 11 Agustus 2017

Kesatria Dari Ujung Desa

Kesatria Dari Ujung Desa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kumel, dekil, polos dan apa adanya itulah salah satu gambaran tentang Hendar kecil. ia adalah salah satu anak ke 4 dari 5 bersaudara. Hendar sendiri tumbuh dalam keluarga yang bisa di katakan sangat sederhana atau serba kekurangan dalam sisi ekonomi. hidup serba kekurangan sudah menjadi hal yang biasa bagi hendar, tetapi ia tak hanya diam menyaksikan apa yang keluarganya rasakan, Hendar selalu berusaha mensiasati hal tersebut dengan berbagai macam tindakan kreatifnya, seperti berjualan es lilin, kacang rebus, jagung rebus milik tetangganya yang berbaik hati untuk membantu. dan gambar mewarnai yang hendar buat sendiri untuk di jual di sekolah dasar tempat ia menimba ilmu serta hendar juga berjualan kantong kresek di pasar tradisional. Tak ada sedikit pun rasa malu, canggung yang menghantuinya, tapi yang ada hanya semangat dan percaya diri.

Setiap pagi Hendar pergi ke sekolah untuk melaksanakan kewajibanya sebagai pelajar, sambil membawa beberapa dagangan untuk dijajakan. sedangkan sepulang sekolah ia tak langsung bermain layaknya anak-anak seusianya, akan tetapi Hendar pergi ke pasar untuk berjualan kantong kresek yang sudah menjadi rutinitas setiap pulang sekolah.

ya memang tak pantas rasanya seorang anak kecil seusianya yang harusnya menikmati masa-masa dunia anak, malah ia menjelma bak orang dewasa. tetapi apa daya keadaanlah yang memaksa ia.

Kaki kecil penuh dengan lumpur hitam pasar tradisional yang beralaskan sandal
... baca selengkapnya di Kesatria Dari Ujung Desa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rabu, 09 Agustus 2017

Kedamaian Dunia

Kedamaian Dunia Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Selama ini, Aku tak mempercayai adanya keajaiban. Walaupun Aku sering melihat dan mendengar banyak fakta tentang keajaiban. Tapi Aku tak pernah percaya akan itu. Sampai akhirnya, ada hal yang membuatku sangat percaya akan adanya keajaiban.

“Dhira! Kamu harus teruskan perjuangan Ayah… hanya kamu yang diwarisi aliran darah itu! Kamu harus selamatkan Dunia kita!” ungkap Ayah. Saat itu, Dunia yang selama ini kutempati sudah sangat hancur. Tidak banyak yang dapat merubah keadaan ini. Entah sejak kapan Dunia kami dipenuhi dengan monster-monster menjijikkan dalam bentuk naga raksasa. Mereka memperbudak seluruh manusia yang ada di Dunia ini. Sudah banyak nyawa yang hilang di Dunia ini. Dan konon, yang bisa memusnahkan monster naga itu hanyalah Pedang Api.
“Tapi, Yah… kenapa Aku? Aku seorang perempuan dan Aku tak yakin dapat melakukannya!” tolakku.
“Sayang… hanya kamu yang bisa. Apa kamu tidak melihat banyak yang sudah kehilangan nyawa? Bahkan, Anak kecil yang tak bersalah pun ikut menjadi korban. Sekali lagi, Ayah mohon… hari ini adalah hari terakhir kita untuk selamatkan Dunia!” ujar Ayah lagi.
Hatiku mulai luluh dengan perkataan Ayah. Sebenarnya, Aku sangat tak tega melihat banyak pertumpahan darah. Terlebih ketika Ibu dan saudara laki-lakiku terbunuh oleh naga-naga yang buruk itu.

Perlahan, air mataku menetes membasahi pipiku. Aku membulatkan tekad hat
... baca selengkapnya di Kedamaian Dunia Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1